Selasa, 28 Januari 2014

Gulat

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal dari yunani-romawi. Olahraga gulat indentik dengan dua orang yang saling berhadapan dan berusaha untuk mengungguli lawanya dengan cara menarik, mendorong, membanting, menjegal, dan mengunci sampai punggung lawan menempel di atas matras. Ada dua gaya yang dipertandingkan olahraga gulat yaitu gaya Bebas (Freestyle) dan gaya Romawi Yunani (Greeco Roman).
Batasan permainan untuk gaya bebas yaitu seorang pegulat diperbolehkan menangkap kaki lawan, mengkait kaki lawan, dan menggunakan seluruh bagian anggota badan untuk melakukan serangan, dengan kata lain bahwa dalam gaya bebas, atlet diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan untuk melakukan serangan. Sedangkan dalam gayaGreeco Roman tidak boleh menyerang bagian tungkai baik dengan menggunakan tangan maupun kaki. Demikian pula tidak boleh menggunakan tungkai secara aktif dalam melakukan gerakan atau tekniserangan,contohnya melakukan sapuan kaki seperti dalam olahraga judo. Hal ini sesuai yang dijelaskan oleh Lausanne yang diterjemahkan oleh Otje Siswanto(1998:5) bahwa :

Dalam Gulat Yunani-Romawi, yunani, seorang pegulat dilarang keras dibawah garis pinggang atau mengkait kaki lawan atau menggunakan kaki secara aktif untuk melakukan suatu gerakan. Dalam Gulat Gaya bebas, sebaliknya seorang pegulat diijinkan menangkap kaki lawan, mengait kaki lawan, dan menggunakan kaki secara aktif untuk melakukan suatu gerakan.

Dengan pengertian diatas maka diperlukan teknik-teknik untukmengungguli lawannya, Teknik-teknik gaya bebas dan gaya greeco romanmerupakan teknik gulat yang sering di gunakan dalam setiap latihan danpertandingan. Dalam hal ini Sudradjat (2010) mengatakan :

Olahraga gulat gaya bebas terdapat berbagai teknik serangan atas yaitu:tangkapan kaki, tangkapan satu kaki, tangkapan dua kaki, tarikan lengan,bantingan bahu, bantingan leher, bantingan lengan, kayang depan, kayangsamping, kayang belakang (zubless). Sedangkan pada gaya romawi yunani(greeco roman) terdapat berbagai teknik serangan atas yaitu : bantinganpinggang, bantingan leher, bantingan lengan, bantingan sway, kayang depan,kayang samping, zubless dll.Seorang pegulat harus menguasai teknik serangan, counter, dan bertahanbaik untuk mengungguli lawannya, dari beberapa teknik diatas penulistertarik untuk meneliti salah satu teknik yaitu teknik tangkapan dua kaki.

Tekniktangkapan dua kaki merupakan teknik dasar gulat gaya bebas yang seringdigunakan dalam setiap latihan dan pertandingan, karena jika seorang pegulatberhasil melakukan teknik tangkapan dalam latihan atau pertandingan maka seorang pegulat dengan mudah untuk mengungguli lawanya, secara analisis gerakpada saat melakukan teknik tangkapan dua kaki, melangkah dengan cepat untukmenjangkau lawan dan lengan menangkap paha bagian belakang, posisi kepalategak dan menempel di samping pinggang, disaat yang bersamaan kedua pahalawan ditarik sampai lawan terjatuh di atas matras.
Untuk melakukan teknik diatas maka perlu di tunjang unsur-unsur kondisifisik, peran komponen kondisi fisik terlihat sangat menonjol dalam olahraga gulatdan pada level pertandingan tertentu olahraga gulat berlangsung sangat dinamis.Seorang pegulat di level tersebut harus dapat menggunakan berbagai teknikpergumulan atau pergulatan dengan dukungan fisik yang prima, karena biasanyaberlangsung dalam waktu yang relatif lama. Dalam pertandingan gaya bebas,sering terlihat para pegulat gagal melakukan teknik tangkapan dua kaki. Gagalnyaseorang pegulat dalam melakukan teknik tangkapan dua kaki disebabkan kurangbaiknya unsur-unsur kondisi fisik yang dimiliki terutama power tungkai dankekutan lengan.Kondisi fisik dan penguasaan teknik merupakan faktor pentingyang harus dilatih terutama power tungai, kekuatan lengan dan teknik itu sendiriuntuk mencapai prestasi yang maksimal.

Aspek fisik sebagai dasar prestasi dalam olahraga seperti daya tahankardio-respiratori, daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan, kecepatan, power,kelincahan, keseimbangan, koordinasi dan akurasi adalah unsur-unsur yangdibutuhkan dalam sebagian besar cabang olahraga, termasuk olahraga gulat.Dengan demikian para pelatih, pembina, maupun atlet olahraga gulat harus dapatmengetahui unsur-unsur fisik yang dibutuhkan oleh setiap cabang olahraga yangdigelutinya, khususnya gulat.Kualitas kondisi fisik menggambarkan kemampuankerja dari komponen-komponen fisik yang lazim disebut dengan kebugaranjasmani. Giri wijoyo (2007:18) menjelaskan “Kebugaran jasmani ialah kecocokankeadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu, atau denganperkataan lain untuk dapat melaksanakan tugas fisik tertentu dengan hasil baikdiperlukan syarat-syarat fisik tertentu sesuai dengan tugas fisik itu.” Hal ini berartibahwa seseorang yang memiliki kebugaran jasmani tentu harus dapat memenuhikebutuhan untuk perkerjaannya. Kebugaran jasmani itu sendiri terdiri atasbeberapa komponen seperti :
1.    Strength (kekuatan)
2.    Power (daya ledak otot)
3.    Speed (kecepatan)
4.    Flexibility (kelentukan)
5.    Agility (kelincahan) dan
6.    Endurance (daya tahan).
Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa Kualitas dari komponenkomponenkondisi fisik tersebut bergantung pada kemampuan kerjanya.Seorangpegulat untuk mampu melakukan teknik-teknik diatas dengan baik dan efekifharus memiliki kebugaran fisik yang prima, tanpa kebugaran fisik yang primamaka teknik-teknik tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik dan efektif begitujuga sebaliknya.
Dari pengertian dan beberapa teknik diatas, penulis merasa tertarik untukmembahas salah satu teknik tangkapan yaitu teknik tangkapan dua kaki terutamayang berkaitan dengan unsur-unsur kondisi fisik yang dibutuhkan untuk tekniktangkapan dua kaki yaitu power tungkai dan kekuatan lengan, maka penulis hanyaterbatas untuk meneliti tentang power tungkai dan kekuatan lengan terhadapefektivitas teknik tangkapan dua kaki cabang olahraga gulat.

B.     Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah yang kami buat ini agar para pembaca dapat mengetahui perkembangan serta sejaah tentan gulat selain itu di dalam makalah ini menjelaskan tentang peraturan gulat dan tekni-tekinik dasarn gulat.



BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GULAT

A.    Sejarah Gulat
Gulat selalu menjadi olahraga yang sangat populer dalam seluruh sejarah manusia.Asal usul gulat dapat di telusuri kembali sejak15.000 tahun yang lalu melalui gambar di sebuah gua di perancis.Sebuah Relief yang terdapat dalam mitologi bangsa Babilonia dan mesir menunjukan aktivitas dan teknik-teknik para pegulat, sehingga diketahui semua orang saat ini.
Dalam tradisi barat, referensi untuk pertandingan gulat telah ditemukan dalam epik Gilgames bangsa Babilonia. Ini berarti bahwa gulat didunia barat  dipengaruhi oleh bangsa timur Dekat, bangsa Babilonia. Dalam dokomen bangsa Babilonia diceritakantentang kemenangan seorang pahlawan yang menumpas kejahatan.Dengan menganalisis dokomen tersebut, ternyata, diketahui bahwa mereka yang menjadi pahlawan dan pemenang itu telah mempraktekan teknik gulat untuk mengalahkan musuhnya.
Dijaman mesir kono, pertarungan gulat merupakan upaya untuk menunjukan kecakapan fisik dan kemampuan militer para tentara kepada para bangsawan. Wolfgang Decker, seorang peneliti olahraga dijaman mesir kono, berpendapat bahwa gulat terutama sekali digunakan sebagai bentuk pelatihan bagi tentara.
Dalam sejarah yunani kono, gulat menduduki tempat penting dalam legenda dan sastra.Gulat yang dikenal saat itu adalah gulat kompetisi, karena tidak dibentingi oleh peraturan.Namun denikian, gulat tetap menjadi olahraga olimpiade bangsa yunani.Bahkan , gulat yang dikembangkan oleh bangsa Romawi kono banyak meminjam banyak meminjam teknik gulat yunani. Di yunanoi banyak didirikan palaestra atau sekolah gulat, di sekolah ini anak laki-laki mempelajari aturan sederhana, tentang gulat yunani.Orang yunani bergulat dalam lubang pasir yang disebut skamma, dan kontestan masih tertutup oleh minyak damn dilapisi debu sebelum memasuki arena pertandingan.
Vases menggambarkan angka-angka dari Mitologi yunani, terutama Heracles dan Theseus ( penemu gulat ilmiah ), dengan menunjukan bahwa mereka dapat mengalahkan monster fantastik dengan menggunakan teknik gulat yang berlaku dengan standar. Gambar pegulat pun muncul di koin Aspendosm Syracuse, dan Alexandria, dan sejumlah pertandingan gulat dapat ditemukan dalam tulisan Humer, Statius, dan Quintus dari Smirna. Bahkan Plato, seorang filsuf yang terkenal, pernah dieritakan mengikiti kompetisi dalam kejuaraan yang diadakan di Delphi dan Nemea.
Orang-orang yunani bersaing untuk mewakili kota kelahirannya dalam festival gulat yang waktu itu jumlahnya selalu meningkat di setiap tahun, pegulat fropesional yang paling terkenlal pada saat itu adalah Milo dari kota Croton. Milo mendapatkan pengakuan pada olimpiade masa yunani kuno di abad 540 SM. Dan memenangkan lagi dalam enam olimpiade berturut-turut, milo tidak pernah berpartisipasi dalam gulat yang lebih brutal atau yang pada saat itu sering dikenal dengan istilah Pankration. Pankration jauh lebih brotal dari gulat propesional modern, kemenangan dicapai dengan memaksa lawan anda mengakui kekalahan.
Selama abad pertengahan, gulat mencerminkan gaya hidup orang eropa.  Gulat tidak membutuhka peralatan yang khusus dan semakin populer karena taruhanpara penonton dafasilitasi oleh pihak penyelenggara pertandingan.Dalam tradisi inggris, telah dikembangkan dan dimodifikasi pada saat periode Renaissance. Pembukaan pertandingan memerlukan berbagai gaya yang berbeda. Sebagai contoh, di cumberland dan westmorelend, dimulai dengan pertandingan dagu beristirahat di bahu lawan kemudian menjatuhkan lawan ke tanah untuk memenangkan pertandingan.
Do cornwall, jenis jaket gulat menjadi bentuk yang lebih disukai, dengan melarang pemail memegang bagian dibawah pinggang. Ilistratur berkebangsaan jerman, albrecht rer du, membuat lebih dari seratus gambar teknik memegang dalam gulat, dan fabian von auerwald’s rinferkunst ( 1539 ), membuat salah satu buku ilustrasi tentang teknik bergulat secara rinci. Buku karya Elyot ThomasGovernour ( 1531 ), merupakan karya pertama yang memfokuskan paa pendidikan jasmani, dan gulat di promosikan sebagai latihan sehat. Seabat kemudian seorang matematikawan, Sir Thomas Parkyns, menerbitkan The Inn-Play atau Cornish-Hugg Wrestler, sebuah karya yang tidak hanya menganjurkan olahraga tatapi juga menetapkan aturan untuk menghindari perilaku yang tidak sportif selama pertandingn.
B.     Perkembangan Gulat di Indonesia
Dalam PON V tahun 1961 di bandung gulat ternmasuk salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, dilaksanaka di bioskop Varia ( sekarang nusantara ). Tahun 1962, Asian Games IV berlangsung di jakarta. Indonesia menurunkan pegulat secara fuul tame, mulai dari kelas 52 kg – 87kg, indonesia hanya meraih dua medali perunggu melalui mujari (kelas 52 kg) dan Rachman Firdaus (kelas 63 kg) yang keduanya menggunakan gaya Yunani-Romawi. Tahun 1964, PB PGSI mengirim para pegulat ke RRC kan Korea Utara. Tahun 1965 menjelang PON VI di jakarta muncul pegulat-pegulat yang penuh bakat, seperti Suparman Hamid, Tigor Siahaan, dan Johny Gozali. Dan semua acara ini gagal karena situasi politil. Tahun 1966  menjelang Asin Games V  di bangkok, PHSI mengadakan kejuaraan nasional di bandung. Tahun 1967, diselenggarakan kejuaraan nasional di surabaya. Tahun 1968, merupakan tahun yang sepi bagi PGSI karna tidak adanya kegiatan tingkat nasional. Tahun 1969,  diadaka PON VII di surabaya, dimana para pegulat  dari Sumtera utara, DKI jaya, Jawa barat, Jawa tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa timur dan sulawesi selatan mengukur krkuatan dalam arena tersebut. Tahun 1970, PGSI mendapat kesempatan lagi untuk ambil bagian dalam Asian Games VI di bangkok. Tahun 1971, untuk pertama kalinya dan merupakan terakhir kalinya gulat di pertandingkan di POM (Pekan Olahraga Mahasiswa) di palembang.Tahun 1972 menjelang PON VIII di jakarta, terlebih dahulu diadakan babak kualifikasi bagi daerah-daerah yang akan ikut serta dalam PON. Tahun 1973, PGSI juga kembali mengikuti kejuaraan gulat di Glanbator, Mongolia, tim indonesia diwakili oleh Tigor Siahaan, Syampurno, Johny Gozali, dan Darmanto. Selain itu kegiataninternasional yang di ikuti oleh pegulat kia adalah:
·           Tahn 1974 Asian Games VII di Teheran, PGSI mengirimkan pegulat tigor siahaah kelas 48 kg, dan Johny Gozali kelas 62 kg.
·           Kejuaraan dunia tahun1978 di Mexico, PGSI menurunkan pegulat Suwrto kelas 57 kg, Alfan Sulaiman kelas 62 kg, Tahi sihombinf kelas 68 kg, dan Eddy santoso kelas 74 kg.
·           Tahun 1980, di Rumania PGSI mengirimkan pegulat Suwarto kelas 57 kg,  Edison kelas 62 kg, dan Alfan Sulaiman kelas 68 kg.
·           Tahun 1982, Asian Games IX di New Delhi, PGSI mengirimkan Rubianto Hadi kelas 48 kg, Rusdi kelas 57 kg, dan Alfan Sulaiman kelas 62 kg.
Sejak pembentukannya tahun 1960 PGSI telah banyak melakukan kegiatan baik lokal, nasional maupun internasional.


BAB III
PERATURAN, GAYA YANG DIPERTANDINGKAN DAN KELASNYA

A. Peraturan Pertandingan Gulat
Sesuai dengan unsur, maka olahraga gulat dibagi dalam kelompok sebagai berikut :
1.         Gulat Mini : 6 – 12 tahun
2.         Gulat Anak-Anak : 13 – 16 tahun
3.         Gulat Yunior : 17 – 20 tahun
4.         Gulat Senior : di atas 20 tahun
Pertandingan olahraga gulat dilakukan di atas matras, berukuran 12 x 12 meter sesuai dengan peraturan gulat internasional.Peraturan pertandingan gulat internasional.Peraturan pertandingan yang dipakai juga peraturan pertandingan gulat internasional dari FILA yang sudah disahkan oleh PB.PGSI.
Pegulat selama bertanding harus memakai baju internasional (wrestlingsuit) sesuai dengan warna dari sudut mana dia berada, biru atau merah. Wasit berada diantara kedua pegulat di lingkaran tengah, satu tangan diluruskan ke depan, kemudian peluit dibunyikan dan lengan wasit ditarik kembali. Pada waktu bertanding, bilamana kedua pegulat tinggal diam beberapa saat maka wasit berteriak open agar supaya daerah serangan dibuka untuk memberi kesempatan pada lawannya melakukan serangan. Setelah itu diharapkan kedua pegulat mengadakan kontak satu sama lain. Setelah kedua pegulat itu mengadakan kontak maka diharuskan adanya serangan salah satu pihak, kalau tidak maka wasit harus berteriak action.
Setiap kali wasit berteriak open, action, ataupun contact, pegulat harus mengerjakan hal itu.Kalau pegulat itu tidak bereaksi maka wasit wajib menghentikan pertandingan dan memberikan peringatan kepada kedua pegulat itu. Bila hal ini terulang setujuan juri atau pres met wajib memberikan suatu angka hukuman. Pemberian angka hukuman ini secara jelas dilakukan oleh wasit sedemikian rupa sehingga juri dan ketua pertandingan serta umum jelas melihatnya.Wasit memanggil kedua pegulat pada lingkaran tengah menghadap ketua pertandingan, salah satu tangan wasit memegang pergelangan tangan pegulat yang mendapat hukuman lurus ke bawah di sisi badan. Sedangkan tangan terbuka, semua jari lurus ke atas dan rapat satu sama lain. Juri dan ketua pertandingan mengangkat papan angka satu yang berwarna sesuai dengan tangan wasit yang diangkat.Ini menunjukkan bahwa satu angka diberikan kepada pegulat yang berwarna merah, maka juri mengangkat papan merah yang berangka 1.
bantingan (technical point). Nilai dua diberikan kepada lawannya bilamana keadaan bahaya itu kurang dari 5 detik dan nilai 3 diberikan bila lebih dari 5 detik.
C. Gaya yang dipertandingkan dan kelasnya
Olahraga gulat mempertandingkan 2 macam gaya yaitu gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi. Gulat gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi masing-masing meliputi kelas-kelas :
1. Kelas 48 kg                                     6. Kelas 74 kg
2. Kelas 52 kg                                     7. Kelas 82 kg
3. Kelas 57 kg                                     8. Kelas 90 kg
4. Kelas 62 kg                                     9. Kelas 100 kg
5. Kelas 68 kg                                     10. Kelas 100 kg, + (over + 100 kg).
Di Ibukota Republik Indonesia Jakarta dibentuk Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia yang disingkat PB. PGSI, di Ibukota Propinsi dibentuk Pengurus Daerah PGSI yang disingkat Pengda PGSI, di Ibukota Kabupaten/Kotamadya dan Kota Administratif dibentuk pengurus cabang disingkat Pengcab PGSI, yang masing-masing pembentukannya oleh kongres, rapat anggota pemilihan pengurus cabang.




BAB IV
TEKNIK YANG AKAN DI PAKAI DI DALAM GULAT


A.    Teknik Dasar

Teknik dasar merupakan gerakan-gerakan dasar yang harus dipelajari dan dikuasai disetiap cabang olahraga yang ditekuni atlet, yang dimaksud dengan teknik dasar seperti yang dikatakan Satria dkk (2007:52), mengatakan: “teknik adalah gerakan-gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang oalahraga yang ditekuni oleh atlet.” Dari pengertian tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa teknik dasar merupakan kebutuhan yang harus dikuasai oleh atlet baik dalam latihan maupun pertandingan. Untuk itu seorang pelatih harus memperhatikan program latihan teknik jangan sampai salah dalam melatih karena setiap individu itu berbeda satu samalain, ini sesuai dengan Sudrajat (2010:11) mengatakan bahwa :

Demikian juga program latihan teknik bagi pemula dewasa dan program latihan bagi anak-anak. Kecerdasan setiap calon pegulat atau pegulat berbeda ada yang cepat mengerti terhadap materi yang dijelaskan dan diragakan oleh pelatih ada juga yang memerlukan waktu yang cukup lama bagi seorang pegulat untuk dapat memahami dan menguasai teknik gulat yang dipelajarinya “Drill” salahsatu metode yang dianggap cukup tangguh dalam upaya peningkatan penguasaan teknik pergulatan.

Dari pengertian diatas seorang pelatih harus pandai betul dalam memberikan latihan teknik, agar atlet tidak mengalami kesukaran dalam latihan.Untuk itu latihan dimulai dari yang mudah sampi ketingkat kesukaran yang tinggi.
1.      Teknik-Teknik Dasar Gulat Gaya Bebas.

Teknik tangkapan dasar merupakan teknik yang harus dikuasai bagi seorang pegulat karena merupakan modal atlet untuk bermain dan berlatih lebih baik, dan ini sesuai dengan Luxbacer (1987) wibawa (1997) yang dikutip satria dkk (2007:52) mengatakan: “teknik dasar ialah semua gerakan yang mendasari permainan, dan dengan modal tersebut seseorang dapat bermain dengan atau berlatih secara terarah.” Dari pengertian tersebut tentunya para atlet harus mampu menguasai teknik-teknik yang menjadi dasar setiap cabang olahraganya terutama cabang olahraga gulat gaya bebas. Sudradjat (2010), :

Bagan Teknik-teknik gulat gaya bebas :

Teknik tangkapan :
  1. Tangkapan kaki
  2. Tangkapan satu kaki
  3. Tangkapan kaki kiri
  4. Tangkapan kaki kanan
  5. Tangkapan dua kaki

Teknik bantingan :
  1. Bantingan kepala
  2. Bantingan lengan
  3. Bantingan ketiak
  4. Bantingan pinggang
  5. Sway
  6. Kayang samping
  7. Kayang depan
  8. Kayang belakang



Teknik bawah :
(PARTERE)
  1. Gulungan kepala
  2. Gulungan lengan
  3. Gulungan dada
  4. Gulungan purut
  5. Gulungan paha
  6. Gulungan kaki satu
  7. Gulungan kaki dua
  8. Gulungan kaki silang

Teknik gulungan :
(POSISI BUAYA)
  1. Gulungan kepala
  2. Gulungan lengan
  3. Gulungan dada
  4. Gulungan perut
  5. Gulungan kaki
  6. Gulungan kaki satu
  7. Gulungan dua kaki
  8. Nelson
  9. Double nelson

B.     Tekni yang akan di pakai

Dari data diatas ada beberapa teknik tangkapan, di bawah ini akanmemakai beberapa tekni yang saya kuasai teknik-teknik TANGKAPAN








C.    Penilaian Dalam Gulat

1 angka, teknik:
Ø  Bagi pegulat yang membawa lawannya ke bawah dan menguasainyadari belakang (kontak 3 titik dengan matras yakni 2 lengan dan 1 lututatau 1 lengan dan 2 lutut)
Ø  Bagi pegulat yang bisa mengatasi tangkapan dan penguasaan lawannyadengan mengambil alih posisi dari belakang (over pass)

2 angka, teknik:
Ø  Bagi pegulat yang melakukan tangkapan pada posisi parterre yangmenyebabkan lawannya berada dalam posisi danger atau jatuhan
Ø  Bagi pegulat penyerang yang lawannya berguling dengan pundaknya

3 angka, teknik:
Ø  Bagi pegulat yang melakukan tangkapan dari posisi berdiri membawalawannya ke posisi danger dengan bantingan yang membentuk garislengkung kecil
Ø  Bagi pegulat yang melakukan tangkapan grand amplitude, tetapi awannya tidak jatuh dalam posisi danger (jatuh dalam posisitelungkup)5 angka teknik:
Ø  Semua tangkapan yang dieksekusikan pada posisi berdiri dengantangkapan grand amplitude, sehingga membuat pegulat bertahanlangsung berada dalam posisi danger
Ø  Eksekusi tangkapan kepada pegulat yang sedang berada pada posisiparterre diangkat dengan mengangkatnya sehingga terlepas darimatras dan kemudian dibanting dengan tangkapan grand amplitudeyang mengakibatkan lawannya langsung berada pada posisi danger(tambahan 1 angka teknik karena dimulai dengan mengangkat lawanyang sedang berada dalam posisi parterre dari matras).



BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasar hasil pembahasan tentang perkebangan dan peraturan gulat yang sudah ada, diharapkan masyarkat dapat mengetahui gulat secara mendalam lagi, dan dari pembahasan tentang beberapa tekni dasar gulat yang di bahas di dalam beberapa bab, maka dapat disimpulkan bahwa teknik yang saya akan gunakan dalam bergulat adalahteknik  TANGKAPAN.
somogasaya dapat menampilkan beberapa teknik tersebut dalam bertanding.






















DAFTAR PUSTAKA

Counture, R. Wrestling for fighting: Natural Way. Beijing; victory belt
FILA. 1990. Manual Of Basic Holds In Westling For Children. Novisad: forum
FILA. 2008 . Peraturan Pertandinagn Gulat Internasianal. Paris, perancis. Diterjemahkan oleh PB PGSI, jakarta, 2009
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pko_0700361_chapter2.pdf















2 komentar:

  1. Play Free Online Pokies and Casino Games For Fun 프로토 승부 식 하는 법 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 クイーンカジノ クイーンカジノ jeetwin jeetwin 카지노사이트 카지노사이트 카지노사이트 카지노사이트 823 Online casino, betting: Online casino and mobile sport betting

    BalasHapus