BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri
individu yang berasal dari yunani-romawi. Olahraga gulat indentik dengan dua
orang yang saling berhadapan dan berusaha untuk mengungguli lawanya dengan cara
menarik, mendorong, membanting, menjegal, dan mengunci sampai punggung lawan
menempel di atas matras. Ada dua gaya yang dipertandingkan olahraga gulat yaitu
gaya Bebas (Freestyle) dan gaya Romawi Yunani (Greeco Roman).
Batasan permainan untuk gaya bebas yaitu seorang
pegulat diperbolehkan menangkap kaki lawan, mengkait kaki lawan, dan
menggunakan seluruh bagian anggota badan untuk melakukan serangan, dengan kata
lain bahwa dalam gaya bebas, atlet diperbolehkan menggunakan seluruh anggota
badan untuk melakukan serangan. Sedangkan dalam gayaGreeco Roman tidak
boleh menyerang bagian tungkai baik dengan menggunakan tangan maupun kaki.
Demikian pula tidak boleh menggunakan tungkai secara aktif dalam melakukan
gerakan atau tekniserangan,contohnya melakukan sapuan kaki seperti dalam
olahraga judo. Hal ini sesuai yang dijelaskan oleh Lausanne yang diterjemahkan
oleh Otje Siswanto(1998:5) bahwa :
Dalam Gulat
Yunani-Romawi, yunani, seorang pegulat dilarang keras dibawah garis pinggang
atau mengkait kaki lawan atau menggunakan kaki secara aktif untuk melakukan
suatu gerakan. Dalam Gulat Gaya bebas, sebaliknya seorang pegulat diijinkan
menangkap kaki lawan, mengait kaki lawan, dan menggunakan kaki secara aktif
untuk melakukan suatu gerakan.
Dengan pengertian diatas maka diperlukan
teknik-teknik untukmengungguli lawannya, Teknik-teknik gaya bebas dan gaya
greeco romanmerupakan teknik gulat yang sering di gunakan dalam setiap latihan
danpertandingan. Dalam
hal ini Sudradjat (2010) mengatakan :
Olahraga
gulat gaya bebas terdapat berbagai teknik serangan atas yaitu:tangkapan kaki,
tangkapan satu kaki, tangkapan dua kaki, tarikan lengan,bantingan bahu, bantingan
leher, bantingan lengan, kayang depan, kayangsamping, kayang belakang (zubless).
Sedangkan pada gaya romawi yunani(greeco roman) terdapat berbagai teknik
serangan atas yaitu : bantinganpinggang, bantingan leher, bantingan lengan,
bantingan sway, kayang depan,kayang samping, zubless dll.Seorang
pegulat harus menguasai teknik serangan, counter, dan bertahanbaik untuk
mengungguli lawannya, dari beberapa teknik diatas penulistertarik untuk
meneliti salah satu teknik yaitu teknik tangkapan dua kaki.
Tekniktangkapan dua kaki merupakan teknik dasar
gulat gaya bebas yang seringdigunakan dalam setiap latihan dan pertandingan,
karena jika seorang pegulatberhasil melakukan teknik tangkapan dalam latihan
atau pertandingan maka seorang pegulat dengan mudah untuk mengungguli lawanya,
secara analisis gerakpada saat melakukan teknik tangkapan dua kaki, melangkah
dengan cepat untukmenjangkau lawan dan lengan menangkap paha bagian belakang,
posisi kepalategak dan menempel di samping pinggang, disaat yang bersamaan kedua
pahalawan ditarik sampai lawan terjatuh di atas matras.
Untuk melakukan teknik diatas maka perlu di tunjang
unsur-unsur kondisifisik, peran komponen kondisi fisik terlihat sangat menonjol
dalam olahraga gulatdan pada level pertandingan tertentu olahraga gulat
berlangsung sangat dinamis.Seorang pegulat di level tersebut harus dapat
menggunakan berbagai teknikpergumulan atau pergulatan dengan dukungan fisik
yang prima, karena biasanyaberlangsung dalam waktu yang relatif lama. Dalam
pertandingan gaya bebas,sering terlihat para pegulat gagal melakukan teknik
tangkapan dua kaki. Gagalnyaseorang pegulat dalam melakukan teknik tangkapan
dua kaki disebabkan kurangbaiknya unsur-unsur kondisi fisik yang dimiliki
terutama power tungkai dankekutan lengan.Kondisi fisik dan penguasaan teknik
merupakan faktor pentingyang harus dilatih terutama power tungai, kekuatan
lengan dan teknik itu sendiriuntuk mencapai prestasi yang maksimal.
Aspek fisik sebagai dasar prestasi dalam olahraga
seperti daya tahankardio-respiratori, daya tahan otot, kekuatan otot,
kelentukan, kecepatan, power,kelincahan, keseimbangan, koordinasi dan akurasi
adalah unsur-unsur yangdibutuhkan dalam sebagian besar cabang olahraga,
termasuk olahraga gulat.Dengan demikian para pelatih, pembina, maupun atlet
olahraga gulat harus dapatmengetahui unsur-unsur fisik yang dibutuhkan oleh
setiap cabang olahraga yangdigelutinya, khususnya gulat.Kualitas kondisi fisik
menggambarkan kemampuankerja dari komponen-komponen fisik yang lazim disebut
dengan kebugaranjasmani. Giri wijoyo (2007:18) menjelaskan “Kebugaran jasmani
ialah kecocokankeadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik
itu, atau denganperkataan lain untuk dapat melaksanakan tugas fisik tertentu
dengan hasil baikdiperlukan syarat-syarat fisik tertentu sesuai dengan tugas
fisik itu.” Hal ini berartibahwa seseorang yang memiliki kebugaran jasmani
tentu harus dapat memenuhikebutuhan untuk perkerjaannya. Kebugaran jasmani itu
sendiri terdiri atasbeberapa komponen seperti :
1. Strength
(kekuatan)
2. Power
(daya ledak otot)
3. Speed
(kecepatan)
4. Flexibility
(kelentukan)
5. Agility
(kelincahan) dan
6.
Endurance (daya tahan).
Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa Kualitas
dari komponenkomponenkondisi fisik tersebut bergantung pada kemampuan
kerjanya.Seorangpegulat untuk mampu melakukan teknik-teknik diatas dengan baik
dan efekifharus memiliki kebugaran fisik yang prima, tanpa kebugaran fisik yang
primamaka teknik-teknik tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik dan efektif
begitujuga sebaliknya.
Dari pengertian dan beberapa teknik diatas, penulis
merasa tertarik untukmembahas salah satu teknik tangkapan yaitu teknik
tangkapan dua kaki terutamayang berkaitan dengan unsur-unsur kondisi fisik yang
dibutuhkan untuk tekniktangkapan dua kaki yaitu power tungkai dan kekuatan
lengan, maka penulis hanyaterbatas untuk meneliti tentang power tungkai dan
kekuatan lengan terhadapefektivitas teknik tangkapan dua kaki cabang olahraga
gulat.
B.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah yang kami
buat ini agar para pembaca dapat mengetahui perkembangan serta sejaah tentan gulat selain
itu di dalam makalah ini menjelaskan tentang peraturan gulat dan tekni-tekinik
dasarn gulat.
BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GULAT
A.
Sejarah
Gulat
Gulat
selalu menjadi olahraga yang sangat populer dalam seluruh sejarah manusia.Asal
usul gulat dapat di telusuri kembali sejak15.000 tahun yang lalu melalui gambar
di sebuah gua di perancis.Sebuah Relief yang terdapat dalam mitologi bangsa
Babilonia dan mesir menunjukan aktivitas dan teknik-teknik para pegulat,
sehingga diketahui semua orang saat ini.
Dalam
tradisi barat, referensi untuk pertandingan gulat telah ditemukan dalam epik
Gilgames bangsa Babilonia. Ini berarti bahwa gulat didunia barat dipengaruhi oleh bangsa timur Dekat, bangsa
Babilonia. Dalam dokomen bangsa Babilonia diceritakantentang kemenangan seorang
pahlawan yang menumpas kejahatan.Dengan menganalisis dokomen tersebut,
ternyata, diketahui bahwa mereka yang menjadi pahlawan dan pemenang itu telah
mempraktekan teknik gulat untuk mengalahkan musuhnya.
Dijaman
mesir kono, pertarungan gulat merupakan upaya untuk menunjukan kecakapan fisik
dan kemampuan militer para tentara kepada para bangsawan. Wolfgang Decker,
seorang peneliti olahraga dijaman mesir kono, berpendapat bahwa gulat terutama
sekali digunakan sebagai bentuk pelatihan bagi tentara.
Dalam
sejarah yunani kono, gulat menduduki tempat penting dalam legenda dan
sastra.Gulat yang dikenal saat itu adalah gulat kompetisi, karena tidak
dibentingi oleh peraturan.Namun denikian, gulat tetap menjadi olahraga
olimpiade bangsa yunani.Bahkan , gulat yang dikembangkan oleh bangsa Romawi
kono banyak meminjam banyak meminjam teknik gulat yunani. Di yunanoi banyak didirikan
palaestra atau sekolah gulat, di sekolah ini anak laki-laki mempelajari aturan
sederhana, tentang gulat yunani.Orang yunani bergulat dalam lubang pasir yang
disebut skamma, dan kontestan masih tertutup oleh minyak damn dilapisi debu
sebelum memasuki arena pertandingan.
Vases
menggambarkan angka-angka dari Mitologi yunani, terutama Heracles dan Theseus (
penemu gulat ilmiah ), dengan menunjukan bahwa mereka dapat mengalahkan monster
fantastik dengan menggunakan teknik gulat yang berlaku dengan standar. Gambar
pegulat pun muncul di koin Aspendosm Syracuse, dan Alexandria, dan sejumlah
pertandingan gulat dapat ditemukan dalam tulisan Humer, Statius, dan Quintus
dari Smirna. Bahkan Plato, seorang filsuf yang terkenal, pernah dieritakan
mengikiti kompetisi dalam kejuaraan yang diadakan di Delphi dan Nemea.
Orang-orang
yunani bersaing untuk mewakili kota kelahirannya dalam festival gulat yang
waktu itu jumlahnya selalu meningkat di setiap tahun, pegulat fropesional yang
paling terkenlal pada saat itu adalah Milo dari kota Croton. Milo mendapatkan
pengakuan pada olimpiade masa yunani kuno di abad 540 SM. Dan memenangkan lagi
dalam enam olimpiade berturut-turut, milo tidak pernah berpartisipasi dalam
gulat yang lebih brutal atau yang pada saat itu sering dikenal dengan istilah
Pankration. Pankration jauh lebih brotal dari gulat propesional modern,
kemenangan dicapai dengan memaksa lawan anda mengakui kekalahan.
Selama
abad pertengahan, gulat mencerminkan gaya hidup orang eropa. Gulat tidak membutuhka peralatan yang khusus
dan semakin populer karena taruhanpara penonton dafasilitasi oleh pihak
penyelenggara pertandingan.Dalam tradisi inggris, telah dikembangkan dan
dimodifikasi pada saat periode Renaissance. Pembukaan pertandingan memerlukan
berbagai gaya yang berbeda. Sebagai contoh, di cumberland dan westmorelend,
dimulai dengan pertandingan dagu beristirahat di bahu lawan kemudian
menjatuhkan lawan ke tanah untuk memenangkan pertandingan.
Do
cornwall, jenis jaket gulat menjadi bentuk yang lebih disukai, dengan melarang
pemail memegang bagian dibawah pinggang. Ilistratur berkebangsaan jerman,
albrecht rer du, membuat lebih dari seratus gambar teknik memegang dalam gulat,
dan fabian von auerwald’s rinferkunst ( 1539 ), membuat salah satu buku
ilustrasi tentang teknik bergulat secara rinci. Buku karya Elyot
ThomasGovernour ( 1531 ), merupakan karya pertama yang memfokuskan paa
pendidikan jasmani, dan gulat di promosikan sebagai latihan sehat. Seabat
kemudian seorang matematikawan, Sir Thomas Parkyns, menerbitkan The Inn-Play
atau Cornish-Hugg Wrestler, sebuah karya yang tidak hanya menganjurkan olahraga
tatapi juga menetapkan aturan untuk menghindari perilaku yang tidak sportif
selama pertandingn.
B.
Perkembangan Gulat di Indonesia
Dalam
PON V tahun 1961 di bandung gulat ternmasuk salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan, dilaksanaka di bioskop Varia ( sekarang nusantara ). Tahun
1962, Asian Games IV berlangsung di jakarta. Indonesia menurunkan pegulat
secara fuul tame, mulai dari kelas 52 kg – 87kg, indonesia hanya meraih dua
medali perunggu melalui mujari (kelas 52 kg) dan Rachman Firdaus (kelas 63 kg)
yang keduanya menggunakan gaya Yunani-Romawi. Tahun 1964, PB PGSI mengirim para
pegulat ke RRC kan Korea Utara. Tahun 1965 menjelang PON VI di jakarta muncul
pegulat-pegulat yang penuh bakat, seperti Suparman Hamid, Tigor Siahaan, dan
Johny Gozali. Dan semua acara ini gagal karena situasi politil. Tahun 1966 menjelang Asin Games V di bangkok, PHSI mengadakan kejuaraan
nasional di bandung. Tahun 1967, diselenggarakan kejuaraan nasional di
surabaya. Tahun 1968, merupakan tahun yang sepi bagi PGSI karna tidak adanya
kegiatan tingkat nasional. Tahun 1969,
diadaka PON VII di surabaya, dimana para pegulat dari Sumtera utara, DKI jaya, Jawa barat,
Jawa tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa timur dan sulawesi selatan mengukur krkuatan
dalam arena tersebut. Tahun 1970, PGSI mendapat kesempatan lagi untuk ambil
bagian dalam Asian Games VI di bangkok. Tahun 1971, untuk pertama kalinya dan
merupakan terakhir kalinya gulat di pertandingkan di POM (Pekan Olahraga
Mahasiswa) di palembang.Tahun 1972 menjelang PON VIII di jakarta, terlebih
dahulu diadakan babak kualifikasi bagi daerah-daerah yang akan ikut serta dalam
PON. Tahun 1973, PGSI juga kembali mengikuti kejuaraan gulat di Glanbator,
Mongolia, tim indonesia diwakili oleh Tigor Siahaan, Syampurno, Johny Gozali,
dan Darmanto. Selain itu kegiataninternasional yang di ikuti oleh pegulat kia
adalah:
·
Tahn 1974 Asian Games VII di Teheran,
PGSI mengirimkan pegulat tigor siahaah kelas 48 kg, dan Johny Gozali kelas 62
kg.
·
Kejuaraan dunia tahun1978 di Mexico,
PGSI menurunkan pegulat Suwrto kelas 57 kg, Alfan Sulaiman kelas 62 kg, Tahi
sihombinf kelas 68 kg, dan Eddy santoso kelas 74 kg.
·
Tahun 1980, di Rumania PGSI mengirimkan
pegulat Suwarto kelas 57 kg, Edison
kelas 62 kg, dan Alfan Sulaiman kelas 68 kg.
·
Tahun 1982, Asian Games IX di New Delhi,
PGSI mengirimkan Rubianto Hadi kelas 48 kg, Rusdi kelas 57 kg, dan Alfan
Sulaiman kelas 62 kg.
Sejak
pembentukannya tahun 1960 PGSI telah banyak melakukan kegiatan baik lokal,
nasional maupun internasional.
BAB
III
PERATURAN, GAYA YANG DIPERTANDINGKAN
DAN KELASNYA
A. Peraturan Pertandingan Gulat
Sesuai dengan unsur, maka olahraga gulat dibagi dalam
kelompok sebagai berikut :
1.
Gulat
Mini : 6 – 12 tahun
2.
Gulat
Anak-Anak : 13 – 16 tahun
3.
Gulat
Yunior : 17 – 20 tahun
4.
Gulat
Senior : di atas 20 tahun
Pertandingan olahraga gulat dilakukan di atas matras,
berukuran 12 x 12 meter sesuai dengan peraturan gulat internasional.Peraturan
pertandingan gulat internasional.Peraturan pertandingan yang dipakai juga
peraturan pertandingan gulat internasional dari FILA yang sudah disahkan oleh
PB.PGSI.
Pegulat selama bertanding harus memakai baju internasional
(wrestlingsuit) sesuai dengan warna dari sudut mana dia berada, biru atau
merah. Wasit berada diantara kedua pegulat di lingkaran tengah, satu tangan
diluruskan ke depan, kemudian peluit dibunyikan dan lengan wasit ditarik
kembali. Pada waktu bertanding, bilamana kedua pegulat tinggal diam beberapa
saat maka wasit berteriak open agar supaya daerah serangan dibuka untuk memberi
kesempatan pada lawannya melakukan serangan. Setelah itu diharapkan kedua
pegulat mengadakan kontak satu sama lain. Setelah kedua pegulat itu mengadakan
kontak maka diharuskan adanya serangan salah satu pihak, kalau tidak maka wasit
harus berteriak action.
Setiap kali wasit berteriak open, action, ataupun contact,
pegulat harus mengerjakan hal itu.Kalau pegulat itu tidak bereaksi maka wasit
wajib menghentikan pertandingan dan memberikan peringatan kepada kedua pegulat
itu. Bila hal ini terulang setujuan juri atau pres met wajib memberikan suatu
angka hukuman. Pemberian angka hukuman ini secara jelas dilakukan oleh wasit
sedemikian rupa sehingga juri dan ketua pertandingan serta umum jelas
melihatnya.Wasit memanggil kedua pegulat pada lingkaran tengah menghadap ketua
pertandingan, salah satu tangan wasit memegang pergelangan tangan pegulat yang
mendapat hukuman lurus ke bawah di sisi badan. Sedangkan tangan terbuka, semua
jari lurus ke atas dan rapat satu sama lain. Juri dan ketua pertandingan
mengangkat papan angka satu yang berwarna sesuai dengan tangan wasit yang
diangkat.Ini menunjukkan bahwa satu angka diberikan kepada pegulat yang
berwarna merah, maka juri mengangkat papan merah yang berangka 1.
bantingan (technical point). Nilai dua diberikan kepada
lawannya bilamana keadaan bahaya itu kurang dari 5 detik dan nilai 3 diberikan
bila lebih dari 5 detik.
C. Gaya yang dipertandingkan dan
kelasnya
Olahraga gulat mempertandingkan 2 macam gaya yaitu gaya
bebas dan gaya Yunani-Romawi. Gulat gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi
masing-masing meliputi kelas-kelas :
1.
Kelas 48 kg 6.
Kelas 74 kg
2.
Kelas 52 kg 7.
Kelas 82 kg
3.
Kelas 57 kg 8.
Kelas 90 kg
4.
Kelas 62 kg 9.
Kelas 100 kg
5.
Kelas 68 kg 10. Kelas 100 kg, + (over + 100 kg).
Di Ibukota Republik Indonesia
Jakarta dibentuk Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia yang
disingkat PB. PGSI, di Ibukota Propinsi dibentuk Pengurus Daerah PGSI yang
disingkat Pengda PGSI, di Ibukota Kabupaten/Kotamadya dan Kota Administratif
dibentuk pengurus cabang disingkat Pengcab PGSI, yang masing-masing
pembentukannya oleh kongres, rapat anggota pemilihan pengurus cabang.
BAB IV
TEKNIK YANG AKAN DI PAKAI DI DALAM GULAT
A. Teknik Dasar
Teknik dasar merupakan gerakan-gerakan
dasar yang harus dipelajari dan dikuasai disetiap cabang olahraga yang ditekuni
atlet, yang dimaksud dengan teknik dasar seperti yang dikatakan Satria dkk
(2007:52), mengatakan: “teknik adalah gerakan-gerakan yang diperlukan untuk
mampu melakukan cabang oalahraga yang ditekuni oleh atlet.” Dari pengertian
tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa teknik dasar merupakan kebutuhan yang
harus dikuasai oleh atlet baik dalam latihan maupun pertandingan. Untuk itu
seorang pelatih harus memperhatikan program latihan teknik jangan sampai salah
dalam melatih karena setiap individu itu berbeda satu samalain, ini sesuai
dengan Sudrajat (2010:11) mengatakan bahwa :
Demikian
juga program latihan teknik bagi pemula dewasa dan program latihan bagi
anak-anak. Kecerdasan setiap calon pegulat atau pegulat berbeda ada yang cepat
mengerti terhadap materi yang dijelaskan dan diragakan oleh pelatih ada juga
yang memerlukan waktu yang cukup lama bagi seorang pegulat untuk dapat memahami
dan menguasai teknik gulat yang dipelajarinya “Drill” salahsatu metode yang
dianggap cukup tangguh dalam upaya peningkatan penguasaan teknik pergulatan.
Dari pengertian diatas seorang pelatih
harus pandai betul dalam memberikan latihan teknik, agar atlet tidak mengalami
kesukaran dalam latihan.Untuk itu latihan dimulai dari yang mudah sampi
ketingkat kesukaran yang tinggi.
1.
Teknik-Teknik Dasar
Gulat Gaya Bebas.
Teknik tangkapan dasar merupakan teknik
yang harus dikuasai bagi seorang pegulat karena merupakan modal atlet untuk
bermain dan berlatih lebih baik, dan ini sesuai dengan Luxbacer (1987) wibawa
(1997) yang dikutip satria dkk (2007:52) mengatakan: “teknik dasar ialah semua
gerakan yang mendasari permainan, dan dengan modal tersebut seseorang dapat
bermain dengan atau berlatih secara terarah.” Dari pengertian tersebut tentunya
para atlet harus mampu menguasai teknik-teknik yang menjadi dasar setiap cabang
olahraganya terutama cabang olahraga gulat gaya bebas. Sudradjat (2010), :
Bagan Teknik-teknik gulat gaya bebas :
Teknik
tangkapan :
- Tangkapan kaki
- Tangkapan satu kaki
- Tangkapan kaki kiri
- Tangkapan kaki kanan
- Tangkapan dua kaki
Teknik
bantingan :
- Bantingan kepala
- Bantingan lengan
- Bantingan ketiak
- Bantingan pinggang
- Sway
- Kayang samping
- Kayang depan
- Kayang belakang
Teknik bawah :
(PARTERE)
- Gulungan kepala
- Gulungan lengan
- Gulungan dada
- Gulungan purut
- Gulungan paha
- Gulungan kaki satu
- Gulungan kaki dua
- Gulungan kaki silang
Teknik gulungan :
(POSISI BUAYA)
- Gulungan kepala
- Gulungan lengan
- Gulungan dada
- Gulungan perut
- Gulungan kaki
- Gulungan kaki satu
- Gulungan dua kaki
- Nelson
- Double nelson
B.
Tekni yang akan di pakai
Dari data diatas ada beberapa teknik
tangkapan, di bawah ini akanmemakai beberapa tekni yang saya kuasai teknik-teknik
TANGKAPAN
C.
Penilaian Dalam Gulat
1 angka,
teknik:
Ø
Bagi pegulat yang membawa
lawannya ke bawah dan menguasainyadari belakang (kontak 3 titik dengan matras
yakni 2 lengan dan 1 lututatau 1 lengan dan 2 lutut)
Ø
Bagi pegulat yang bisa
mengatasi tangkapan dan penguasaan lawannyadengan mengambil alih posisi dari
belakang (over pass)
2 angka,
teknik:
Ø Bagi pegulat yang melakukan tangkapan pada posisi parterre yangmenyebabkan
lawannya berada dalam posisi danger atau jatuhan
Ø Bagi pegulat penyerang yang lawannya berguling dengan pundaknya
3 angka,
teknik:
Ø
Bagi pegulat yang melakukan
tangkapan dari posisi berdiri membawalawannya ke posisi danger dengan
bantingan yang membentuk garislengkung kecil
Ø
Bagi pegulat yang melakukan
tangkapan grand amplitude, tetapi awannya tidak jatuh dalam posisi danger (jatuh
dalam posisitelungkup)5 angka teknik:
Ø
Semua tangkapan yang
dieksekusikan pada posisi berdiri dengantangkapan grand amplitude, sehingga
membuat pegulat bertahanlangsung berada dalam posisi danger
Ø Eksekusi tangkapan kepada pegulat yang sedang berada pada posisiparterre
diangkat dengan mengangkatnya sehingga terlepas darimatras dan kemudian
dibanting dengan tangkapan grand amplitudeyang mengakibatkan lawannya langsung
berada pada posisi danger(tambahan 1 angka teknik karena dimulai dengan
mengangkat lawanyang sedang berada dalam posisi parterre dari matras).
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasar hasil
pembahasan tentang perkebangan dan peraturan gulat yang sudah ada, diharapkan
masyarkat dapat mengetahui gulat secara mendalam lagi, dan dari pembahasan
tentang beberapa tekni dasar gulat yang di bahas di dalam beberapa bab, maka
dapat disimpulkan bahwa teknik yang saya akan gunakan dalam bergulat adalahteknik TANGKAPAN.
somogasaya dapat menampilkan beberapa teknik tersebut dalam
bertanding.
DAFTAR PUSTAKA
Counture, R. Wrestling for fighting: Natural Way.
Beijing; victory belt
FILA. 1990.
Manual Of Basic Holds In Westling For Children. Novisad: forum
FILA. 2008 . Peraturan
Pertandinagn Gulat Internasianal. Paris, perancis. Diterjemahkan oleh PB
PGSI, jakarta, 2009
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pko_0700361_chapter2.pdf
ijin copy gan
BalasHapusPlay Free Online Pokies and Casino Games For Fun 프로토 승부 식 하는 법 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 クイーンカジノ クイーンカジノ jeetwin jeetwin 카지노사이트 카지노사이트 카지노사이트 카지노사이트 823 Online casino, betting: Online casino and mobile sport betting
BalasHapus